Jumat, 21 November 2008
Senin, 17 November 2008
Bromo mountain
Gunung Bromo sebagai obyek wisata (ada gak sih yang belum tau ?) sudah terkenal seantero negeri maupun ke manca negara menawarkan dua sisi wisata yang excited, wisata sight seeing dengan sunrise-nya menawarkan sebuah keindahan alam dan kondisi yang memungkinkan untuk melakukan kontemplasi. Wisata budaya dengan upacara Kasodo yang di lakukan oleh Suku Tengger memberikan kita info tentang kearifan lokal yang bisa menyatu dengan sekitarnya.
Sejarah gunung api Bromo
Pembentukan Gunungapi Bromo diawali dari Pegunungan Tengger yang mempunyai sejarah gunungapi yang sangat panjang, dimulai dari 1,4 juta tahun silam (Mulyadi, 1992).
Para ahli gunungapi menamakan pegunungan ini dengan Komplek Bromo – Tengger, terdiri dari beberapa tubuh gunungapi dengan pusat erupsi utamanya membentuk busur. Pada masa pertumbuhannya kegiatan eksplosif dan efusif telah membentuk kerucut Nongkojajar (1,4 ± 0,2 juta tahun yang lalu), Kerucut Ngadisari (822 ± 90 ribu tahun yang lalu), Kerucut Tengger Tua (265 ± 40 ribu tahun yang lalu), Kerucut Keciri (tidak diketahui umurnya) dan Kerucut Cemoro Lawang (144 - 135 ± 30 ribu tahun yang lalu).
Pada kegiatan eksplosif yang besar, kerucut-kerucut tersebut sebagian hancur dan terbentuk kaldera dengan nama-nama urutan tertua ke muda yaitu, Kaldera Nongkojajar, Kaldera Ngadisari, Kaldera Keciri, dan Kaldera Lautan Pasir. Sedangkan Kerucut Gunungapi Bromo merupakan satu-satunya pusat kegiatan post-kaldera Lautan Pasir yang masih menunjukkan aktifitas vulkanik sampai sekarang. Namun beberapa kerucut yang berada di dalam kaldera Lautan Pasir sudah tidak aktif lagi.